Beranda | Artikel
Tanda Kiamat Besar: Munculnya Imam Al-Mahdi
9 jam lalu

Di akhir zaman, akan muncul seorang lelaki dari Ahlul Bait yang Allah teguhkan agama dengannya. Sebagaimana yang terdapat dalam hadis yang diriwayatkan dari Ali bin Abi Thalib, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

المهدي منا أهل البيت، يصلحه الله في ليلة

“Al-Mahdi itu dari kami, Ahlul Bait. Allah akan memperbaikinya dalam satu malam.” (HR. Ahmad dan Ibnu Majah)

Ibnu Katsir rahimahullah berkata, “Maksudnya adalah Allah menerima tobatnya, memberinya taufik, mengilhaminya, dan menunjukinya, setelah sebelumnya ia tidak demikian.”

Al-Mahdi akan memimpin selama tujuh tahun, memenuhi bumi dengan keadilan sebagaimana sebelumnya dipenuhi dengan kezaliman dan ketidakadilan. Umat akan merasakan kenikmatan pada masa pemerintahannya, kenikmatan yang belum pernah mereka rasakan sebelumnya. Bumi akan mengeluarkan tumbuhannya, langit akan menurunkan hujannya, dan harta akan diberikan tanpa hitungan. Dari Abu Sa‘id al-Khudri radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Aku sampaikan kabar gembira kepada kalian tentang al-Mahdi. Ia akan diutus pada saat manusia berada dalam perselisihan dan gempa (kekacauan). Lalu ia memenuhi bumi dengan keadilan dan keseimbangan, sebagaimana sebelumnya dipenuhi dengan kezaliman dan ketidakadilan. Penduduk langit dan penduduk bumi akan rida kepadanya. Ia akan membagi-bagikan harta secara adil.”

Seorang laki-laki bertanya, “Apa maksudnya membagi dengan adil?”

Beliau shallalllahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Sama rata di antara manusia.”

Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam melanjutkan,

“Allah akan memenuhi hati umat Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan kekayaan, dan keadilan pemerintahannya meliputi mereka, hingga seorang penyeru menyerukan, “Siapa yang masih membutuhkan harta?” Maka tidak ada seorang pun yang berdiri kecuali seorang lelaki. Lalu ia berkata, “Pergilah kepada bendahara (penjaga harta), katakan kepadanya, ‘Sesungguhnya al-Mahdi memerintahkanmu agar memberiku harta.`” Maka bendahara itu berkata, “Ambillah!” Lalu ia mengambil hingga penuh di pangkuannya. Namun setelah keluar, ia menyesal dan berkata, “Aku adalah manusia yang paling tamak dari umat Muhammad. Bukankah cukup bagiku apa yang telah mencukupi mereka?” Lalu ia ingin mengembalikan harta itu, tetapi tidak diterima darinya. Maka dikatakan kepadanya, “Sesungguhnya kami tidak akan mengambil kembali sesuatu yang telah kami berikan.” Ia pun hidup dalam masa kekuasaan al-Mahdi selama tujuh atau delapan atau sembilan tahun. Setelah itu, tidak ada lagi kebaikan dalam kehidupan.” Atau beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Kemudian tidak ada lagi kebaikan dalam hidup setelah itu.” (HR. Ahmad)

Dalam hal ini terdapat dalil bahwa setelah wafatnya al-Mahdi, akan muncul kejahatan dan fitnah-fitnah besar.

Mengenal Imam Mahdi

Al-Mahdi ini memiliki nama yang sama dengan nama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan nama ayahnya sama dengan nama ayah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sehingga namanya adalah Muhammad atau Ahmad bin Abdullah. Dari Abdullah bin Mas‘ud radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

تذهبُ أوَّلًا تنقضي الدنيا حتّى يملك العرب رجلٌ من أهل بيتي، يواطىء اسمُه اسمي

“Tidak akan lenyap (atau tidak akan berakhir) dunia ini hingga bangsa Arab dipimpin oleh seorang lelaki dari Ahlul Baitku, yang namanya sesuai dengan namaku.” (HR. Ahmad dan Tirmidzi)

Dalam satu riwayat disebutkan,

يواطىءُ اسمُه اسمي واسم أبيه اسم أبي

“Namanya sesuai dengan namaku, dan nama ayahnya sesuai dengan nama ayahku.” (HR. Abu Daud)

Al-Mahdi berasal dari keturunan Fathimah binti Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, kemudian dari keturunan Hasan bin Ali radhiyallahu ‘anhu. Dari Ummu Salamah radhiyallahu ‘anha, ia berkata, “Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

المهدي من عترتي، من ولد فاطمة

“Al-Mahdi adalah dari keturunanku, dari anak cucu Fathimah.” (HR. Abu Daud dan Sunan Ibnu Majah)

Ibnu Katsir rahimahullah berkata tentang al-Mahdi bahwa dia adalah Muhammad bin Abdullah Al-‘Alawi, Al-Fathimi, Al-Hasani.

Sifat-sifatnya yang disebutkan adalah dahinya lebar dan hidungnya mancung. Dari Abu Sa‘id al-Khudri radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

المهدي منِّي أجلى الجبهة، أقنى الأنف، يملأ الأرض قسطًا وعدلًا كما مُلِئت ظلمًا وجورًا، يملك سبع سنين

“Al-Mahdi berasal dari keturunanku. Dahinya lebar, hidungnya mancung. Ia akan memenuhi bumi dengan keadilan dan keseimbangan sebagaimana sebelumnya dipenuhi dengan kezaliman dan ketidakadilan. Ia akan memimpin selama tujuh tahun.” (HR. Abu Daud dan Al-Hakim)

Tempat munculnya Al-Mahdi

Kemunculan al-Mahdi akan datang dari arah timur. Hal ini telah disebutkan dalam hadis dari Tsauban radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

يقتَتِلُ عند كنزكم ثلاثة؛ كلهم ابن خليفة، ثمّ لا يصير إلى واحد منهم، ثمّ تطلع الرايات السود من قِبَل المشرق، فيقتلونكم قتلًا لم يقتله قومٌ … (ثمّ ذكر شيئًا لا أحفظه، فقال:) فإذا رأيتُمو؛ فبايِعوه، ولو حبوًا على الثَّلج؛ فإنّه خليفة الله المهدي

“Akan terjadi perebutan di sisi harta simpanan kalian oleh tiga orang, semuanya anak khalifah. Namun, tidak ada seorang pun dari mereka yang mendapatkannya. Kemudian muncullah panji-panji hitam dari arah timur, lalu mereka membunuh kalian dengan suatu pembunuhan yang belum pernah dilakukan oleh suatu kaum sebelumnya … (kemudian beliau menyebutkan sesuatu yang tidak kuingat, lalu beliau bersabda:) Maka apabila kalian melihatnya, baiatlah dia, sekalipun harus merangkak di atas salju, karena sesungguhnya dia adalah Khalifah Allah al-Mahdi.’” (HR. Ibnu Majah dan Al-Hakim, disahihkan oleh Syeikh Albani)

Ibnu Katsir rahimahullah berkata, “Yang dimaksud dengan harta simpanan (kanz) dalam konteks ini adalah harta simpanan Ka‘bah. Tiga orang dari anak-anak khalifah akan saling berebut untuk mengambilnya hingga datang akhir zaman, lalu keluarlah al-Mahdi. Kemunculannya akan dari negeri-negeri bagian timur, bukan dari ruang bawah tanah (Sardab) di Samarra, tidak sebagaimana yang diklaim oleh orang-orang Rafidhah yang jahil, bahwa ia sekarang berada di sana dan mereka menunggu kemunculannya di akhir zaman. Sesungguhnya itu hanyalah bentuk khayalan, kesesatan besar, dan godaan dari setan; sebab tidak ada dalil atasnya, tidak dari al-Qur’an, tidak dari Sunah, tidak dari akal yang sehat, dan tidak pula dari istihsan (pertimbangan yang baik).”

Beliau juga berkata, “Ia akan ditolong oleh sekelompok orang dari arah timur, mereka menolongnya, menegakkan kekuasaannya, dan menguatkan fondasi kerajaannya. Panji-panji mereka juga berwarna hitam, dan itu adalah simbol yang penuh wibawa; karena panji Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dahulu berwarna hitam yang dikenal dengan sebutan al-‘Uqab.”

Hingga beliau berkata, “Kesimpulannya, bahwa al-Mahdi yang dipuji dan dijanjikan kemunculannya di akhir zaman, asal mula kemunculan dan keluarnya adalah dari arah timur. Lalu ia akan dibaiat di sisi Ka‘bah, sebagaimana ditunjukkan oleh sebagian hadis.”

Dari Jabir bin Abdillah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

تزال طائفةٌ من أُمَّتي يقاتلون على الحق ظاهرين إلى يوم القيامة

“Akan senantiasa ada segolongan dari umatku yang berperang di atas kebenaran, mereka tampak menang hingga hari kiamat.” Beliau bersabda,

فينزل عيسى بن مريم صلى الله عليه وسلم، فيقول أميرُهم: تعالَ صلّ لنا. فيقول: لا، إن بعضَكُم على بعض إمراء؛ تكرمة الله هذه الأمة

“Kemudian turunlah Isa bin Maryam ‘alaihissalam, lalu pemimpin mereka berkata, ‘Silakan engkau mengimami kami salat.’ Isa menjawab, ‘Tidak, sebagian kalian menjadi pemimpin bagi sebagian yang lain, sebagai bentuk pemuliaan Allah atas umat ini.’” (HR. Muslim)

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

كيف أنتُم إذا نزل ابن مريم فيكم، وإمامُكم منكم؟

“Bagaimana keadaan kalian ketika Ibnu Maryam (Isa) turun di tengah-tengah kalian, sedangkan imam kalian dari kalangan kalian sendiri?!” (HR. Bukhari)

Perkataan para ulama tentang Al-Mahdi

Syekh Shiddiq Hasan dalam kitabnya al-Idza‘ah menyebutkan sekumpulan besar hadis-hadis tentang al-Mahdi. Beliau menjadikan hadis Jabir yang telah disebutkan sebelumnya sebagai penutup hadis-hadis tentang al-Mahdi, kemudian beliau berkata setelahnya,

“Dalam hadis tersebut memang tidak disebutkan nama al-Mahdi, tetapi tidak mungkin dipahami selain al-Mahdi al-Muntazhar, sebagaimana telah ditunjukkan oleh hadis-hadis sebelumnya dan atsar-atsar yang sangat banyak.”

Al-Hafizh Abu al-Hasan al-Abari berkata, “Telah mutawatir dan tersebar luas berita-berita dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang al-Mahdi bahwa ia dari Ahlul Bait beliau, ia akan memimpin selama tujuh tahun, ia akan memenuhi bumi dengan keadilan, bahwa Isa ‘alaihissalam akan turun, lalu membantu al-Mahdi membunuh Dajjal, dan bahwa al-Mahdi akan menjadi imam bagi umat ini, sementara Isa akan salat di belakangnya.”

Asy-Syaukani berkata, “Hadis-hadis yang menunjukkan tawatur tentang al-Mahdi al-Muntazhar yang sempat saya temukan berjumlah lima puluh hadis. Di dalamnya terdapat hadis-hadis yang shahih, hasan, dan dha‘if yang saling menguatkan. Kesemuanya mutawatir tanpa ada keraguan sedikit pun. Bahkan, derajat yang lebih rendah dari itu saja sudah cukup untuk disebut tawatur menurut istilah-istilah yang dikenal dalam ilmu ushul. Adapun atsar dari para sahabat yang menegaskan tentang al-Mahdi juga sangat banyak, dan kedudukannya sama dengan hadis marfū‘, sebab perkara seperti ini tidak mungkin didasarkan pada ijtihad semata.”

Para ulama yang menulis kitab khusus tentang Al-Mahdi

Selain dari kitab-kitab hadis yang terkenal, seperti as-Sunan al-Arba‘ah dan al-Masanid seperti Musnad Ahmad, Musnad al-Bazzar, Musnad Abu Ya‘la, Musnad al-Harits bin Abi Usamah, al-Mustadrak karya al-Hakim, al-Mushannaf karya Ibnu Abi Shaybah, Shahih Ibnu Khuzaymah, dan kitab-kitab lainnya yang di dalamnya disebutkan hadis-hadis tentang al-Mahdi, sekelompok ulama telah mengkhususkan penulisan kitab tentang al-Mahdi al-Muntazhar, yang di dalamnya mereka mengumpulkan banyak hadis yang berhubungan dengannya.

Di antara kitab-kitab tersebut adalah:

  1. Al-Hafizh Abu Bakr Ibn Abi Khaytsamah menghimpun hadis-hadis yang berkenaan dengan al-Mahdi, sebagaimana disebutkan oleh Ibnu Khaldun dalam Muqaddimah-nya, menukil dari al-Suhayli.
  2. As-Suyuthi menulis sebuah karya kecil yang diberi nama al-‘Arf al-Wardi fi Akhbar al-Mahdi, yang tercetak dalam al-Hawi lil-Fatawi.
  3. Al-Hafizh Ibnu Katsir menyebutkan dalam kitabnya an-Nihayah fi al-Fitan wa al-Malahim bahwa ia menulis sebuah karya khusus tersendiri mengenai al-Mahdi.
  4. Ali al-Muttaqi al-Hindi berupa sebuah risalah tentang masalah al-Mahdi.
  5. Ibnu Hajar al-Makki memiliki sebuah karya yang diberi judul al-Qaul al-Mukhtashar fi ‘Alamat al-Mahdi al-Muntazhar.
  6. Al-Mulla ‘Ali al-Qari menulis kitab berjudul al-Mashrab al-Wardi fi Madzhab al-Mahdi.

Wallahu a’lam.

Baca juga: Kapan Terjadinya Hari Kiamat?

***

Penulis: Gazzeta Raka Putra Setyawan

Artikel Muslim.or.id

 

Catatan kaki:

Diterjemahkan dan disusun ulang oleh penulis dari kitab Asyraathu As-Saa’ah karya Syekh Dr. Yusuf bin Abdillah bin Yusuf al-Wabil, hal. 215-237.


Artikel asli: https://muslim.or.id/110024-tanda-kiamat-besar-munculnya-imam-al-mahdi.html